Archive for Maret 2012
Membuat Bootable USB Flash Disk untuk Windows 7 dan Windows XP
Seiring berjalannya waktu, komputer atau
laptop biasanya akan menjadi berat dan lambat. Penyebabnya bisa
bermacam-macam, seperti: terlalu banyak aplikasi yang terinstal,
registry yang sudah tidak optimal karena sering install dan uninstall,
atau bahkan ada file system yang corrupt karena terkena virus atau
trojan.
Dalam beberapa kasus, masalah-masalah
tersebut bisa diselesaikan satu persatu secara parsial. Namun tidak
jarang juga, masalahnya sudah sedemikian kompleks sehingga cara terbaik
untuk menyelesaikannya adalah dengan install ulang OS. Bagaimanapun,
adalah suatu keniscayaan bahwa suatu saat laptop atau komputer perlu
untuk di-install ulang sistem operasinya.
Metode yang umum untuk meng-install
ulang OS Windows adalah dengan menggunakan bootable CD/DVD Windows yang
sudah ada. Namun hal ini ternyata menjadi masalah tersendiri khususnya
bagi komputer atau laptop yang CD/DVD ROM-nya sudah rusak. Hal ini
lumrah terjadi mengingat CD/DVD ROM memang perangkat yang relatif lebih
mudah rusak. Selain itu, beberapa tipe netbook yang beredar sekarang
sengaja tidak dilengkapi dengan DVD ROM untuk menekan harga jual. Lalu
bagaimana mereka bisa melakukan install ulang? Apakah harus membeli DVD
external?
Untungnya sejak beberapa tahun yang
lalu, motherboard komputer/laptop/netbook sudah dilengkapi dengan fitur
yang memungkinkan untuk melakukan booting dari USB. Dengan adanya fitur
ini maka menjadi memungkinkan untuk melakukan booting dari USB Flash
Disk (UFD). Tentu saja UFD perlu kita siapkan sedemikian rupa agar bisa
digunakan untuk keperluan ini. Di artikel ini akan dibahas mengenai cara
untuk membuat Bootable UFD untuk Windows 7
dan Windows XP.
WINDOWS 7
Yang dibutuhkan:
- Source Installer Windows 7. Kalau source Anda berbentuk DVD maka Anda butuh DVD ROM (bagi yang tidak punya bisa pinjam DVD ROM external ataupun pinjam laptop/komputer teman yang DVD ROM-nya masih bagus, hehe..). Kalau source Anda berbentuk ISO maka Anda tidak perlu DVD ROM lagi tentunya.
- UFD minimal 4G. Kalau Source Installer Windows 7 Anda sudah include Service Pack 1, kemungkinan 4G tidak cukup jadi Anda butuh UFD yang lebih besar. Dalam contoh ini saya menggunakan UFD 8G.
- Cara ini hanya bisa dilakukan under Windows Vista atau Windows 7. Jadi jika OS yang sedang Anda gunakan adalah Windows XP maka Anda tidak bisa melakukan cara ini.
- Siapkan dan colokkan UFD. Pastikan data-datanya sudah dibackup karena selama proses nanti UFD akan diformat.
- Buka Start -> All Programs -> Accessories, lalu klik kanan pada Command Prompt dan pilih Run As Administrator.
- Jika muncul windows UAC klik saya Yes.
- Ketik DISKPART lalu tekan Enter.
- Ketik LIST DISK lalu tekan Enter.
- Perhatikan letak UFD Anda ada di Disk nomor berapa. Dalam ilustrasi di atas terlihat bahwa UFD saya ada di Disk nomor 2. Sehingga selanjutnya ketik SELECT DISK 2, lalu tekan Enter.
- Ketik CLEAN lalu tekan Enter.
- Ketik CREATE PARTITION PRIMARY lalu tekan Enter.
- Ketik SELECT PARTITION 1 lalu tekan Enter.
- Ketik ACTIVE lalu tekan Enter.
- Ketik FORMAT FS=NTFS lalu tekan Enter. Selanjutnya tunggu sampai proses format selesai 100%.
- Ketik ASSIGN lalu tekan Enter.
- Ketik EXIT lalu tekan ENTER. Sampai disini biarkan dulu window Command Prompt, jangan ditutup dulu karena nanti kita akan kembali ke sini lagi.
- Siapkan Source Installer Windows 7 Anda. Jika dalam bentuk DVD masukkan ke DVD ROM, jika dalam bentuk ISO segera mount dengan aplikasi virtual drive yang Anda punya.
- Perhatikan baik-baik direktori atau drive letter tempat Source Installer Windows 7 tersebut. Dalam contoh ini punya saya ada di drive E.
- Kembalilah ke window Command Prompt lagi. Sekarang kita ingin masuk ke direktori tempat Source Installer Windows 7 tersebut (dalam contoh ini ada di drive E). Jadi ketik E: lalu tekan Enter.
- Ketik CD BOOT lalu tekan Enter.
- Perhatikan baik-baik drive letter UFD Anda. Dalam contoh ini UFD saya ada di drive I. Jadi ketikkan BOOTSECT /NT60 I: lalu tekan Enter (seumpama UFD Anda ada di K, maka perintah yang harus diketik adalah BOOTSECT /NT60 K:).
- Window Command Prompt sekarang sudah bisa ditutup. Selanjutnya tinggal meng-copy semua file yang ada di Source Installer Windows 7 ke UFD Anda.
- Ketika akan digunakan jangan lupa untuk men-set BIOS supaya bisa melakukan booting dari USB.
- Hasilnya UFD Anda pun bisa digunakan untuk install ataupun repair Windows 7
WINDOWS XP
Yang dibutuhkan:
- Source Installer Windows XP. Kalau source Anda berbentuk DVD maka Anda butuh DVD ROM (bagi yang tidak punya bisa pinjam DVD ROM external ataupun pinjam laptop/komputer teman yang DVD ROM-nya masih bagus, hehe..). Kalau source Anda berbentuk ISO maka Anda tidak perlu DVD ROM lagi tentunya.
- UFD minimal 2G.
- Download file MYA.zip di sini. File tersebut berisi folder MYA yang didalamnya ada 3 aplikasi penting yaitu BootSect, PeToUSB, dan USB_Prep8. Extract folder MYA ke harddisk Anda. Dalam contoh ini folder MYA saya extract ke (D:).
Langkah-langkahnya:
- Masuklah ke D: -> MYA -> PeToUSB_3.0.0.7 lalu klik kanan PeToUSB dan pilih Run as administrator.
- Bila muncul window UAC klik saja Yes.
- Akan muncul window PeToUSB. Pastikan Anda mencontreng dan mengisi pilihan seperti yang dilingkari merah dibawah ini. Kalau sudah klik Start.
- Akan ada konfirmasi continue. Klik Yes.
- Akan ada peringatan sekali lagi. Klik Yes.
- Setelah format selesai, klik OK.
- Buka Start -> All Programs -> Accessories, lalu klik kanan pada Command Prompt dan pilih Run As Administrator.
- Jika muncul windows UAC klik saya Yes.
- Ketik D: lalu tekan Enter. Selanjutnya ketik CD MYABOOTSECT kemudian tekan Enter.
- Perhatikan baik-baik drive letter UFD Anda. Dalam contoh ini UFD saya ada di drive G. Jadi ketikkan BOOTSECT /NT52 G: lalu tekan Enter (seumpama UFD Anda ada di K, maka perintah yang harus diketik adalah BOOTSECT /NT52 K:).
- Ketik CD.. lalu tekan Enter. Selanjutnya ketik CD USB_PREP8 kemudian tekan Enter.
- Ketik USB_PREP8 kemudian tekan Enter. Akan muncul beberapa keterangan. Tekan saja sembarang tombol.
- Selanjutnya akan ada beberapa jenis pilihan. Sebelumnya siapkan dulu Source Installer Windows XP Anda. Jika dalam bentuk DVD masukkan ke DVD ROM, jika dalam bentuk ISO segera mount dengan aplikasi virtual drive yang Anda punya.
- Ketik angka 1 lalu tekan Enter.
- Pilih drive tempat Source Installer Windows XP Anda berada.
- Ketika angka 3 lalu tekan Enter.
- Masukkan drive letter UFD Anda. Karena tadi UFD ada di drive G maka ketikkan G lalu tekan Enter.
- Ketik angka 4 lalu tekan Enter. Selanjutnya akan muncul konfirmasi apakah Anda yakin untuk melakukan format. Ketik saja Y kemudian tekan Enter.
- Tunggu sampai proses format selesai. Lalu tekan sembarang tombol.
- Program akan melakukan proses, tunggu saja beberapa saat. Jika sudah muncul tampilan seperti di bawah ini tekan saja sembarang tombol.
- Akan muncul window konfirmasi. Klik Yes dan tunggu beberapa saat sampai proses selesai.
- Jika sudah selesai, akan muncul window Change Migrate seperti di bawah ini. Klik saja Yes.
- Klik Yes lagi untuk Unmount Virtual Drive.
- Setelah itu tekan sembarang tombol dua kali dan UFD kini sudah siap untuk digunakan.
- Ketika akan digunakan jangan lupa untuk men-set BIOS supaya bisa melakukan booting dari USB.
- Untuk booting pertama kali pilih option nomor satu (TXT Mode). Setelah membuat partisi dan format harddisk serta copy file, komputer/laptop akan restart. Kali ini pilih option nomor dua (GUI Mode).
Demikian penjelasan untuk membuat
Bootable USB Flash Disk untuk Windows 7 dan Windows XP. Semoga bisa
membantu Anda, khususnya bagi yang tidak memiliki DVD ROM. Selamat
mencoba!
Cara Mempercepat Booting Windows 7
Waktu booting (boot-time) yang
cepat tentu menjadi idaman setiap pengguna laptop/komputer. Memang,
sudah menjadi hal yang alamiah bahwa seiring berjalannya waktu boot-time
menjadi semakin lambat. Bila Anda pengguna Windows 7
dan merasa boot-time Windows Anda mulai lambat, jangan
khawatir. Saya akan berbagi mengenai tips & trik supaya boot-time
Windows Anda menjadi lebih cepat.
Sebelumnya, kita perlu mencari cara
untuk menghitung boot-time secara akurat. Tentu saja kita bisa
menggunakan jam tangan untuk keperluan ini, namun ada cara yang lebih
akurat lagi. Pertama adalah menggunakan aplikasi yang bernama Boot Racer.
Aplikasi ini memang dibuat khusus untuk menghitung boot-time
Windows. Untuk lebih jelasnya perhatikan ilustrasi yang saya capture
dari laptop HP saya sendiri berikut ini:
- Pertama download dulu installer-nya (dalam bentuk zip) di sini.
- Setelah selesai, dobel klik file zip tersebut, kemudian dobel klik file installer didalamnya.
- Klik Next ketika muncul window Installation Wizzard.
- Pilih “I accept the license agreement”, lalu klik Next.
- Bila muncul window User Account Control (UAC), klik saja Yes.
- Setelah proses instalasi selesai, tampilan awal Boot Racer akan muncul. Klik saja di gambar stop watch tersebut.
- Klik Yes untuk restart.
- Pada saat memasuki Desktop, di sebelah kanan bawah akan muncul window kecil yang menunjukkan boot-time. Klik See why… untuk melihat detailnya.
- Time To Logon adalah waktu sejak laptop menyala (Start) sampai ke menu Logon (karena saya menggunakan password untuk masuk ke Windows 7, sehingga pada saat booting mampir dulu ke menu Logon). Time to Desktop merupakan total waktu dari mulai Start sampai Desktop siap digunakan. User Logon Waiting Time merujuk pada jumlah waktu selama berada di menu Logon (untuk mengisi password). Klik Show History untuk melihat ringkasannya.
- Di sini terlihat bahwa ada dua parameter utama yang digunakan Boot Racer, yaitu Time to Logon dan Time from Logon to Desktop.
Dari ilustrasi di atas, terlihat bahwa boot-time
Windows 7 di laptop HP saya adalah 76 detik, dan mendapatkan rating
Good. Waktu 6 detik untuk memasukkan password selama di
menu Logon (User Logon Waiting Time), tidak dimasukkan dalam perhitungan
untuk menentukan kecepatan boot-time secara keseluruhan (Time
to Desktop).
Cara kedua untuk menghitung boot-time adalah dengan
memeriksa Boot Time Logs
melalui Windows Tools. Berikut saya tunjukkan ilustrasinya dengan
menggunakan laptop HP saya sebagai contoh:- Masuk ke Control Panel, lalu klik System and Security.
- Klik View event logs pada bagian Administrative Tools.
- Pada panel sebelah kiri, pilih ke Event Viewer -> Applications and Services Logs -> Microsoft -> Windows -> Diagnostics-Performance -> Operational. Pada panel tengah bagian atas, pilih baris dengan Event ID 100 dan Date and Time paling akhir. Lalu perhatikan nilai Boot Duration pada panel tengah bagian bawah. Inilah waktu booting (dalam mili-detik) yang terjadi pada saat booting terakhir.
Dari contoh di atas terlihat bahwa
berdasarkan Boot Time Logs, boot-time laptop HP saya adalah
sekitar 121 detik atau sekitar dua menit. Hal ini juga menunjukkan bahwa
hasil perhitungan antara cara pertama (dengan Boot Racer) dengan cara
kedua ini sangat berbeda, padahal keduanya mengacu pada booting yang
sama. Hal ini wajar saja karena metode pengukuran yang digunakan memang
berbeda, sebagaimana ditunjukkan oleh diagram berikut ini.
Yang perlu dipahami selanjutnya adalah
bahwa sejak laptop/komputer menyala sampai ke menu Logon (Time To
Logon), proses-proses yang terjadi adalah proses yang banyak berkaitan
dengan hardware, seperti misalnya: memory check,
boot device check, loading driver (ini terjadi pada saat
animasi logo Windows 7 ditampilkan), dll. Sehingga kunci untuk menghemat
waktu di sini adalah adalah dengan mengubah setting-an BIOS
untuk menghilangkan pengecekan dan delay-delay yang tidak
perlu. Selain itu, menghilangkan animasi logo Windows 7 juga bisa
sedikit mempercepat Time To Logon ini.
Sebaliknya, sejak dari menu Logon sampai
Desktop siap digunakan (Time From Logon To Desktop), proses-proses yang
terjadi adalah proses yang banyak berkaitan dengan software
yang ada di laptop/komputer. Banyak program-program yang kita gunakan,
tanpa kita sadari, men-setting dirinya supaya dipanggil (di-load)
pada saat awal masuk Windows (Startup). Semakin banyak program yang di-load
saat Startup, semakin lama waktu yang dibutuhkan sebelum Desktop
siap digunakan. Dengan demikian, kunci untuk menghemat waktu di sini
adalah dengan mengurangi jumlah program yang di-load pada saat
Startup.
Nah, sampai disini Anda tentu sudah
paham mengenai seluk-beluk per-booting-an Windows, dan proses
apa saja yang terjadi baik sebelum maupun sesudah Logon. Jika Anda tidak
men-set password Windows 7 Anda, maka tentu saja menu Logon
ini tidak akan muncul. Namun demikian proses yang terjadi tetaplah sama.
Kini tibalah saatnya saya memberikan
tips & trik untuk mempercepat boot-time Windows 7.
Langkah-langkah di bawah ini disertai dengan ilustrasi yang saya capture
dari laptop HP milik saya sendiri pada saat menerapkannya. Di
laptop/komputer Anda bisa jadi tampilannya agak sedikit berbeda, namun
konsep dasarnya tetaplah sama. Berikut langkah-langkahnya:
- Tekan Windows+R untuk memunculkan Run, ketik “msconfig”, lalu tekan Enter untuk memunculkan window System Configuration.
- Pilih tab Boot, dan centang/contreng di bagian No GUI boot. Ini bertujuan untuk menghilangkan munculnya animasi logo Windows pada saat booting yang akan memberikan penghematan waktu. Kalau sudah, klik Advanced Options.
- Centang/contreng pada bagian Number of processors dan lalu pilih angka paling besar di bagian bawahnya. Jumlah angka disini bisa berbeda, tergantung jenis processor yang digunakan. Laptop saya masih menggunakan dual core karenanya angka maksimalnya cuma 2. Bila Anda menggunakan quad core, i3 core, i5 core, i7 core, tentu jumlah angkanya akan berbeda. Pastikan Anda memilih angka yang terbesar! Jika sudah klik OK untuk kembali ke window System Configuration.
- Pilih tab Startup. Di sini terlihat program-program apa saja yang di-load Windows pada saat Startup. Pastikan hanya program yang penting saja yang dipanggil. Program yang jarang digunakan atau tidak terlalu penting sebaiknya tidak perlu dicentang/dicontreng agar boot-time bisa dihemat. Jika ragu, Anda bisa memeriksa bagian Manufacturer dan Command untuk bisa lebih memastikan. Klik Apply lalu OK jika sudah selesai memilih-milih.
- Klik Restart untuk melanjutkan.
- Pada saat restart, bersiap-siaplah untuk masuk ke BIOS dengan menekan tombol untuk masuk BIOS. Tiap merek laptop/komputer biasanya mempunyai tombol BIOS yang berbeda. Di laptop HP saya, untuk masuk BIOS saya harus menekan F10.
- Setelah masuk BIOS, carilah option-option yang berkaitan dengan booting dan bisa menghemat boot-time. Tampilan tiap BIOS pasti berbeda. Di sini saya berikan contoh tampilan BIOS laptop HP saya pada bagian System Configurations -> Boot Options. Lihat bagaimana saya menaruh harddisk (Notebook Hard Drive) di urutan teratas pada Boot Order, sekaligus men-disabled option boot lainnya yang tidak penting. Segala sesuatu yang berkaitan dengan delay juga saya set menjadi nol.
- Pada beberapa BIOS, biasanya terdapat option Quick Boot Mode. Set option ini menjadi Enabled bila terdapat di BIOS Anda. Berikut ini adalah contoh ilustrasi yang saya ambil dari internet (karena di BIOS laptop HP saya tidak ada option ini).
- Setelah selesai pastikan untuk men-Save perubahan yang sudah dilakukan kemudian keluar dari BIOS. Selesai sudah langkah-langkah untuk mempercepat booting Windows, dan sekarang tinggal melihat hasilnya.
Ilustrasi di atas
pada dasarnya menggambarkan penerapan tips & trik untuk mempercepat booting
Windows 7 yang sudah saya uji cobakan sendiri di laptop HP saya.
Begitu keluar dari BIOS dan masuk ke Windows lagi, berikut hasil yang
saya dapatkan:
Boot Racer
Dari gambar di
atas terlihat bahwa boot-time saya sekarang menjadi 49 detik,
yang artinya terjadi penghematan 27 detik dari sebelumnya. Rating
boot speed saya pun menjadi Excellent. Sungguh luar biasa!
Boot Time Logs
Terlihat bahwa boot-time saya
kini menjadi sekitar 63 detik, dari yang sebelumnya 121 detik. Jadi ada
penghematan yang signifikan pula apabila dilihat dari catatan Boot Time
Logs Windows 7.
Nah, Anda tentu
penasaran untuk mencobanya sendiri bukan?! Silahkan dicoba tips &
trik ini, dan akan lebih baik lagi jika setelah mencoba Anda memposting
hasilnya di bagian komentar artikel ini. Selamat mencoba!